Sabtu, 01 April 2017

Huruf Athaf

Athaf (العَطْفُ) adalah taabi’ (lafadz yang mengikuti) yang antarataabi’ dengan matbuu’-nya di tengah-tengahi oleh salah satu huruf ‘athaf. Contoh: جَاءَ مُحَمَّدٌ وَ اَحْمَدٌ. Lafadz Ahmad mengikuti lafadz Muhammad yang ditengah-tengahi oleh wawu ‘athaf. Dengan demikian Ahmad menjadi ma’thuuf (yang di-‘athaf), sedangkan lafadz Muhammad sebagai ma’thuf ‘alaih (yang di-‘athafinya).
'Athaf dan Penjelasannya
'Athaf dan Penjelasannya

Adapun yang termasuk huruf ‘athaf adalah sebagai berikut:

NO
HURUF ‘ATHAF
ARTI
CONTOH
1
الوَاوُ
Dan
جَاءَ خَالِدٌ وَ مُحَمَّدٌ (telah datang Khalid dan Muhammad)
2
الفَاءُ
Kemudian (berurutan)
 جَاءَ مُحَمَّدٌ فَعَمْرٌو (telah datang Khalid lalu Muhammad (berurutan)
3
ثُمَّ
Kemudian(berselang lama)
جَاءَ خَالِدٌ ثُمَّ مُحَمَّدٌ (telah datang Khalid kemudian Muhammad (selang lama)
4
اَوْ
Atau
جَاءَ خَالِدٌ اَوْ مُحَمَّدٌ (telah datang Khalid atau Muhammad (diragukan)
5
اَمْ
Atau
جَاءَ خَالِدٌ اَمْ مُحَمَّدٌ telah datang Khalid atau Muhammad
اَزَيْدٌ عِنْدَكَ اَمْ عَمْرٌو؟ (Apakah orang yang disisimu itu Zaid atau Amr?)
6
وَاِمَّا
Dan atau
جَاءَ خَالِدٌ وَاِمَّا مُحَمَّدٌ (telah datang Khalid dan atau Muhammad (memilih)
7
بَلْ
Melainkan
مَا جَاءَ خَالِدٌ بَلْ مُحَمَّدٌ  (Khalid tidak datang, melainkan Muhammad)
مَا قَامَ زَيْدٌ بَلْ عَمْرٌو (Zaid tidak berdiri, melainkan Amr)
8
لَكِنَّ
Melainkan
ماَ جَاءَ خَالِدٌ لَكِنَّ مُحَمَّدٌ (Khalid tidak datang, tetapi Muhammad)
لَا تَضْرِبْ زَيْدًا لَكِنْ عَمْرًا (jangan engkau memukul Zaid, tapi Amr)
9
لاَ
Tidak
 جَاءَ خَالِدٌ لاَ مُحَمَّدٌ (Khalid telah datang, Muhammad tidak)
10
حَتَّى
hingga
اَكَلْتُ السَّمَكَ حَتَّى رَأْسَهَا (Aku telah memakan ikan hingga kepalanya)
قَدِمَ الحُجَّاجُ حَتَّى المُشَاةُ (telah tiba jamaah haji dan orang

Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

Huruf wawu berfungsi untuk menunjukkan kepada pengertian kebersamaan antar sesuatu. misalnya kebersamaan antara datangnya Zaid dan Amr.
Huruf wawu juga berfungsi sebagai huruf ‘athaf untuk lafadz yang memiliki pengertian akan menyusul, yang mendahului, dan yang bersamaan. Syaratnya apabila ada qarinah yang menunjukkan kepada hal itu. misalnya:
جَاءَ زَيْدٌ وَ مُحَمَّدٌ بَعْدَهُ               : telah datang Zaid dan sesudah itu Muhammad
جَاءَ زَيْدٌ وَ مُحَمَّدٌ قَبْلَهُ                               : telah datang Zaid dan sebelum itu Muhammad
جَاءَ زَيْدٌ وَ مُحَمَّدٌ مَعَهُ               : telah datang Zaid dan Muhammad secara bersama-sama
Yang bergaris bawah menunjukkan qarinah-nya, sehingga wawu dapat berfungsi sebagai huruf ‘athaf yang memiliki pengertian akan menyusul, mendahului, atau bersamaan.
Tidak setiap lafadz حَتَّى menjadi huruf ‘athaf, karena adakalanya menjadi huruf nawashib bila berhadapan dengan fi’il mudhari’ dan adakalanya menjadi huruf jar. Misalnya: Hattaa Mathla’il fajr (lihat, Surah al-Qadr ayat 5).
Huruf ‘athaf wawu memiliki keistimewaan tersendiri dari huruf-huruf ‘athaf lainnya, yaitu dapat menjadi huruf ‘athaf yang berfungsi untuk melengkapi suatu pernyataan, yang mana dalam hal ini ma’thuf ‘alaih tidak dianggap memberi pengertian yang cukup kecuali dengan ma’thuf-nya. Contoh:
اِخْتَصَمَ زَيْدٌ وَ عَمْرٌو                                : Zaid dan Amr telah bersengketa
Lafadz “wa ‘amr” berfungsi untuk melengkapi suatu pernyataan, karena itu tidak diperbolehkan mengatakan;
اِخْتَصَمَّ زَيْدٌ                              : Telah bersengketa Zaid
Huruf fa’ merupakan huruf ‘athaf untuk menunjukkan pengertian keterbelakangan ma’thuf atas ma’thuf ‘alaih-nya secara muthasil (langsung) tanpa ada tenggang waktu. Misalnya: Zaid telah datang lalu Amr. Jarak kedatangan Zaid dan amr ini tidak ada tenggang waktu lama, namun berurutan secara langsung.
Huruf ‘athaf fa’ dapat mengandung makna sababiyah (kausalitas). Misalnya:
الَّذِى يَطِيْرُ فَيَغْضَبُ زَيْدٌ الذُّبَابُ                : Hewan terbang yang membuat Zaid marah adalah lalat
Karena itu tidak boleh mengatakan;
وَيَغْضَبُ زَيْدٌ
atau
ثُمَّ يَغْضَبُ زَيْدٌ
Dan diperbolehkan apabila mengatakan berikut ini;
                الَّذِى يَطِيْرُ وَيَغْضَبُ مِنْهُ زَيْدٌ الذُّبَابُ
Huruf tsumma merupakan huruf ‘athaf untuk menunjukkan keterbelakangan ma’thuf atas ma’thuf ‘alaih-nya secara terpisah, yakni memakai tenggang waktu. Tsumma merupakan kebalikannya huruf ‘athaf fa’ dilihat dari fungsinya.
Huruf ‘athaf au (اَوْ) dapat digunakan untuk makhna takhyir (memilih). Contoh:
خُذْ مِنْ مَالِى دِرْهَمًا اَوْ دِيْنَارًا    : ambillah sebagian dari hartaku, dirham atau dinar
Bisa pula untuk makna ibahah. Contoh:
جَالِسِ الحَسَنَ اَوِابْنِ سِيْرِيْنَ       : bergaullah dengan al-hasan atau Ibn Sirin
Perbedaan antara makna ibahah dan takhyir adalah, ibahah tidak ada langaran bila dihimpun, sedangkan takhyir dilarang.
Huruf ‘athaf (اَوْ) dapat dipakai untuk makna taqsim (pembagian). Contoh:
الكَلِمَةُ اِسْمٌ اَوْ فِعْلٌ اَوْ حَرْفٌ     : kalimah itu adalah isim, atau fi’il atau huruf
Huruf ‘athaf (اَوْ) dapat dipakai untuk makna syak (ragu-ragu).
Huruf ‘athaf laakin (لَكِنَّ) dipakai untuk tujuan ‘athaf hanya sesudah nafi. Contoh:
مَا ضَرَبْتُ زَيْدًا لَكِنْ عَمْرًا        : aku tidak memukul Zaid akan tetapi Amr

Tidak ada komentar: