Sabtu, 07 Juli 2012

Puasa Romadhon

Persiapan Sejak Malam Hari (Tabyit)
Tabyit ialah mempersiapkan diri pada malam hari untukmelakukan sesuatu esok harinya. Maka bagi yang akan mengerjakan shaumdiharuskan Tabyit.

Rasulullah Saw. bersabda:
مَنْ لَمْ يُبَيِّتِالصِّيَامَ قَبْلَ طُلُوْعِ اْلفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ (رواه الدارقطنى)

"Barangsiapa yang tidak "tabyit"untuk shaum sebelum fajar, maka tidak ada shaum, baginya "(HR. Ad-Daruquthni 2: 151)
Tabyit juga suka disamakan dengan niat,sehingga ada yang berpendapat bahwa yang akan mengerjakan shaum diharuskanmengucapkan niat malam harinya. Dalam hal ini As-Sayyid Sabiq menerangkan:

لَا يُشْتَرَطُالتَّلَفُظُ بِهَا فَإِنَّهَا عَمَلٌ قَلْبِيٌّ لَا يَدْخُلُ اللِّسَانُ فِيْهِفَإِنَّ حَقِيْقَتَهَا اْلقَصْدُ إِلَى اْلفِعْلِ إِمْتِثَلًا لِأَمْرِ اللهِتَعَالَى وَطَلَبًا لِوَجْهِهِ اْلكَرِيْمِ

"Tidak disyaratkan mengucapkan niat, sebab (niat) itu merupakanpekerjaan hati, tidak termasuk perbuatan lisan. Pada hakekatnya bermaksudmengerjakan sesuatu dalam rangka melaksanakan perintah Allah SWT danmengharapkan keridlaan-Nya." (Fiqhu Sunnah 1: 130)

Jadi yang dimaksud dengan Tabyitpada hadits di atas adalah memastikan diri untuk shaum esok hari yaitu sesudah mengetahui dengan pasti bahwa esok hari adalah hari untuk shaum. Hal iniberlaku untuk shaum yang ditetapkan hari atau tanggalnya, terutama untuk Shaumbulan Ramadhan. Dengan demikian untuk Shaum yang tidak ditentukan hari atautanggalnya tidak ada keharusan Tabyit.
Rasulullah Saw. pernah Shaum tanpaTabyit, seperti yang diceritakan oleh 'Aisyah ra., sebagai berikut:

دَخَلَ عَلَى النَّبِيَّr  فَقَالَهَلْ عِنْدَ كُمْ شَيْئٌ؟ فَقُلْنَا: لَا، قَالَ فَإِنِّى صَائِمٌ (رواه مسلم)
"Nabi Saw. pernah masuk ke rumahkupada suatu hari, beliau bertanya, "Apakah kamu punya makanan?" aku menjawab:"tidak" beliau bersabda: "Jika begitu aku shaum". (HR. Muslim, Shahih Muslim bi SyarkhiAn-Nawawi, 8: 29)

Hadits ini menjadi dalil bahwa Shaum boleh tanpa Tabyit jika shaum tersebut tidak ditentukan hari atau tanggalnya.

Makan Sahur
Makan sahur ialah makan sebelumfajar sebagai persiapan untuk melaksanakan shaum pada siang harinya.
Rasulullah Saw. bersabda:
تَسَحَّرُوْا فَإِنَّفِى السَّحُوْرِ بَرَكَةً (رواه البخارى)

"Hendaklah kamu makan sahur, karena di dalam sahur itu ada barokah " (HR. Al-Bukhari: Fathul Bari, 4: 174)
Allah SWT berfirman:
"...Dan Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, Yaitufajar." (QS. AL-Baqarah: 187)
Yang dimaksud dengan benang putih dan benang hitam adalah batas siang dan malam yaitu fajar/subuh.

Makan sahur dianjurkan tidak terlalumalam melainkan dekat dengan waktu fajar.
Sahl bin Said menerangkan:
كُنْتُ أَتَسَحَّرُ فِىْ أَهْلِى ثُمَّ تَكُوْنُسُرْعَتِىْ أَنْ أُدْرِكَ السُّجُوْدَ مَعَ رَسُوْلُ اللهِ   (رواه البخارى)

"Aku makan sahur di rumah lalubergegas untuk shalat bersama Rasulullah Saw." (HR. Al-Bukhari, Fathul Bari, 4: 172)
Zaid bin Tsabit menerangkan



Meskipun makan sahur sangatdianjurkan, Rasulullah Saw. pernah shaum tanpa makan sahur seperti diterangkanoleh 'Aisyah ra:
دَخَلَ عَلَى النَّبِيَّr  فَقَالَهَلْ عِنْدَ كُمْ شَيْئٌ ؟ فَقُلْنَا لَا، قَالَ فَإِنِّى صَائِمٌ (رواه مسلم)

"Nabi Saw. pernah masuk ke rumahku pada suatu hari, beliaubertanya, apakah kamu punya makanan? Aku menjawab, Tidak, beliau bersabda: jikabegitu aku shaum." (HR.Muslim, Shahih Muslim bi Syarkhi An-Nawawi, 8: 29)

Shaum di Siang Hari

Shaum yangdimaksud disini adalah menahandiri (imsak) dari makan, minum danbersenggama sejak terbit fajar hingga Maghrib.
Allah SWT berfirman:
"Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampurdengan isteri-isteri kamu... dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putihdari benang hitam, yaitu fajar." (QS. AL-Baqarah: 187)

Pengertian "imsak" yangdipahami sebagian masyarakat adalah awal memulai shaum, biasanya beberapa menitsebelum datang waktu Subuh, padahal kalau kita perhatikan hadits:
إِنَّ بِلَالًايُؤَدِّنُ بِلَيْلٍ فَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتَّى يُنَادِيَ إِبْنُ أُمِّمَكْتُمٍ (رواه البخارى و مسلم)

"Sesungguhnya Bilal adzan di malamhari (sebelum datang waktu subuh), makan dan minumlah (sahur) kamu, sampai IbnuUmmi Maktum adzan (subuh) " (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Maka kita bisa menyimpulkan bahwayang dimaksud dengan jelasnya benang putih dan benang hitam dan fajar sebagaiwaktu memulai shaum itu adalah dengan datangnya waktu subuh.

Shaum itu dilaksanakan sampaidatangnya awal malam (Maghrib). Allah SWT berfirman:
"...kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam..." (QS. Al-Baqarah: 187)

Ifthar


Ifthar ialah berbuka dari shaum dengan makan dan minumapabila telah tiba waktu Maghrib.
Rasulullah bersabda:
إِذَا أَقْبَلَاللَّيْلَ مِنْ هَهُنَا وَأَدْبَرَ النَّهَارَ مِنْ هَاهُنَا وَغَرَبَتِ الشَّمْسُفَقَدْ أَفْطَرَ الصَّائِمُ (رواه البخارى)

"Apabilamalam telah datang dari sebelah sana dan siangsudah pergi ke sebelah sanaserta matahari sudah terbenam, maka berbukalah orang-orang yang shaum." (HR.Al-Bukhari; Fathul Bari, 4: 245)

Maksudnya jika ufuk timur sudahgelap dan sinar matahari di sebelah barat sudah hilang karena matahari sudahterbenam maka tibalah waktu untuk berbuka.

Dianjurkan untuk tidak memperlambatifthar, seperti diriwayatkan oleh Abu Aufa:
كُنْتُ مَعَ النَّبِيَّ r فِي سَفَرِ فَصَامَ حَتَّى أَمْسَ قَالَ لِرَجُلٍأَنْزِلْ فَاجْدَحْ لِى قَالَ لَوِ انْـتَظَرْتَ حَتَّى تَـمْسِيَ قَالَ أَنْزِلْفَاجْدَحْ لِىْ (رواه البخارى)

"Aku bersama Nabi Saw. dalam suatu perjalanan dan beliau shaumhingga sore. Beliau berkata kepada seseorang, 'Berhenti dan siapkan minumanuntukku!' Orang itu berkata, 'Tidakkah Tuan tunggu sampai sore? Beliaubersabda, 'Berhenti dan siapkan minum untukku'." (HR. Al-Bukhari; Fathul Bari, 4: 249)

Dalam hadits lain diterangkan:
لَا يَزَالُ النَّاسُبِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوْا اْلفِطْرَ (رواه البخارى و مسلم)
"Orang akan selalu dalam kebaikan selama mereka bersegera dalamberbuka." (H.R. Al-Bukharidan Muslim; Fathul Bari 4: 248)
Do'a pada waktu ifthar antara lain:
سَمِعْتُ عَبْدِ اللهِبْنِ عُمَرَ يَقُوْلُ إِذَا أَفْطَرَ: اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَالَّتِى وَسِعَتْ كُلَّ شَيْئٍ أَنْتَغْفِرْلِى (رواه ابن ماجة)

"Aku mendengar Abdullah bin Umarapabila berbuka shaum ia berdo'a, 'Ya Allah, sesungguhnya hamba memohonkepada-Mu, dengan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu agar Engkaumengampuniku." (HR.Ibnu Majah, Fiqhu Sunnah 1: 387)
atau
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَتِ اْلعرُقُ وَثَبَتَ  اْلأَجْرَ إِنْ شَآءَ اللهُ (رواه الدارقطنى)
"Dahaga telah hilang, tenggorokan sudah basah, tetaplahpahalanya, insya Allah." (HR. Ad-Daruquthni 2: 164)
Ada lagi riwayat tentang do'a bukashaum:
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُوَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ (رواه أبو داود)
"Ya Allah, karena Engkaulah hamba shaum dan atas rizki-Mu hambaberbuka." (HR.Thabrani, Nailul Authar 4: 301)
Hadits ini diriwayatkan oleh AbuDaud dan Mu'adz bin Zuhrah, namun hadits ini dinyatakan Mursal.

Ada lagi riwayat Anas bin Malik ra.
كُنْتُ مَعَ النَّبِيَّ r  إِذَاأَفْطَرَ قَالَ: بِسْمِ اللهِ اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ(رواه الطبرنى)
"Nabi Saw apabila berbuka shaum mengucapkan do'a: Dengan namaAllah, Ya Allah, hanya karena-Mu aku shaum dan atas rizki-Mu aku berbuka" (HR. Al—Bukhari; Fathul Bari 4: 249)

Hadits ini pun dlaif karenaada rawi yang bernama Daud Az-­Zabarqan. Abu Zur'ahmenilainya "matruk" dan Ibrahim bin Ya'kub Al-Jurjani menilainya "Kadzab".(Tahdibul Kamal, Fi Asmar Rijal 13: 394).

Ada lagi riwayat At-Thabrani dan IbnuAbbas ra. dengan redaksi do'a hampir sama, tapi dalam sanad haditsnyaada rawi bernama Abdul Malik bin Harun yang dinilai Abu Hatim "Matruk"bahkan Yahya bin Main menilainya "Kadzab" sehingga tidakbisa dipakai dalil.

Tidak ada komentar: